Heboh Crazy Rich Grobogan Bangun Jalan demi Mudik, Ini Dia Sosoknya
Media sosial belakangan dihebohkan dengan kabar seorang pengusaha yang membangun jalan di Kecamatan Karangayung, Grobogan, Jawa Tengah.
Pembangunan jalan yang menghubungkan tiga desa sepanjang 1,8 kilometer itu disebut-sebut menghabiskan dana Rp2,8 miliar.
Sontak sosok sang pengusaha hingga disebut sebagai Crazy Rich Grobogan itu pun menjadi sorotan. Ia kemudian diketahui adalah Joko Suranto.
Joko mengaku senang bisa membantu orang-orang di desanya dengan membuat jalan baru demi kelancaran mudik. Ia juga berharap jalan ini bisa berguna untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar.
"Saya senang melihat warga yang kini berantusias menikmati jalan baru. Saya harap jalan ini berguna terlebih bisa meningkatkan perekonomian warga yang mayoritas petani," ucap Joko dikutip dari detikcom, Sabtu (16/4).
"Saya juga bersyukur kepada Allah karena diberikan kesempatan untuk berbagi, semoga berguna dan terima kasih semua saudara saya yang memberikan support untuk bersama membangun jalan desa ini," sambungnya.
Joko Susanto merupakan seorang pengusaha asal Grobogan yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tahun 1988.
Kesuksesannya sebagai pengusaha diakuinya tak didapatkan secara instan. Saat berkuliah dulu, Joko sempat berjualan koran. Ia juga pernah merasakan bekerja sebagai pegawai bank dan merantau dari kampung kampung halaman.
"Banyak perjalanan bisnis saya dari nol yakni jualan koran sampai saya merantau keluar kota hanya berbekal uang ratusan ribu dan tiga set pakaian saja. Tapi perjalanan itu membuat saya semangat sampai sekarang," ungkapnya.
Ketika akhirnya usahanya berjalan lancar, Joko tergerak untuk berbagi kepada sesama termasuk memberangkatkan karyawannya ke Tanah Suci. Beruntung, niat baik itu bisa terlaksana.
"Dari situ saat perekonomian perusahaan kami sehat, kami memberangkatkan haji karyawan kami. Dari situ saya belajar lagi dan mencoba membantu apapun itu untuk melihat keindahan sejati dari hati," ucapnya.
Sebagai seorang pengusaha yang juga peduli kepada sesama, Joko memiliki prinsip untuk tidak takut berbagi. Baginya, berbagi juga tak perlu melulu soal materi, tapi juga bisa dengan hal lain.
"Tidak semua bantuan itu harus berujung materi. Ada solusi yang bisa dicari dengan tangan dan otak kita. Maka jangan takut berbagi seperti tagar perusahaan kami," tutupnya.
(*)