Banting Tulang Demi Hidupi Lansia, Penghasilan Bapak Ini Hanya 2 Ribu Rupiah Per Hari
Kehidupan bagi beberapa orang adalah sebuah kenikmatan yang tiap harinya pantang untuk dilewatkan. Namun, bagi sebagian orang lainnya, hidup adalah perjuangan yang panjang untuk merangkak dari jurang kesengsaraan.
Gambaran yang kedua tersebut mungkin persis seperti apa yang dialami oleh Pak Dapur yang berusia 50 tahun ini. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah tidak muda lagi ini ia harus tetap banting tulang untuk menghidupi neneknya, Sarminah, yang berusia 89 tahun tersebut.
Sebetulnya, nenek Sarminah ini adalah orang yang cukup berada. Namun, kini ia ditelantarkan oleh anaknya yang telah menjual seluruh tanah miliknya. Bahkan kini ia tengah mengidap gangguan jiwa semenjak rumah dan tanahnya dijual oleh anaknya tersebut.
Kini, Pak Dapur hanya tinggal berdua dengan nenek Sarminah di sebuah gubuk yang jauh dari kata layak. Pak Dapur yang usianya semakin senja harus menanggung kehidupan nenek Sarminah serta kehidupannya sendiri.
Dalam sehari-hari, Pak Dapur bekerja sebagai pengumpul barang rongsok. Tiap harinya ia berkeliling untuk mencari botol plastik bekas dan barang rongsok linnya yang masih memiliki nilai jual.
Mirisnya, pendapatan dari mengumpulkan barang bekas tersebut sangatlah sedikit bahkan untuk biaya makan sehari-hari. Dalam sehari, pak dapur hanya bisa menghasilkan uang dua ribu rupiah saja. Jadi untuk membeli beras, ia harus mengumpulkan barang rongsokan yang ia cari dan dijual ketika sudah cukup banyak.
Kini pak Dapur dan nenek Sarminah tinggah disebuah gubuk yang sudah tak layak huni. Lantainya masih beralaskan tanah langsung, tidak ada kamar mandi dan juga WC, dan bahkan kamar tidur pun tidak ada.
Tiap harinya baik nenek Sarminah dan pak Dapur tidur dengan beralaskan tikar tipis dan juga handuk. Rasa-rasanya kehidupan yang seperti ini sangat tidak pantas untuk lansia seperti mereka.
(*)