Parah! dr Lois Colek Raffi Ahmad, Sebut Nagita Slavina Bakal Jadi Janda Kembang

Keterangan dr Lois yang tak percaya akan adanya COVID-19 menjadi perdebatan. Ternyata, dr Lois juga pernah mencolek Raffi Ahmad beberapa waktu lalu.
Hal tersebut terlihat dalam Instagram miliknya. Sang dokter mencolek
Raffi Ahmad lantaran kala itu ayah Rafathar tersebut sudah selesai di
vaksin pertama COVID-19.
"Rafi Ahmad ini sudah di suntik Vaksin FLu kan?? Ingat suami BCL??
Nah...bisa kejadian mendadak seperti itu. Karena Rafi Ahmad ini SDH
menyimpan etil mercury dan formaldehid di tubuhnya," tulisnya dalam
Instagram miliknya.
Dalam postingannya, dr Lois juga menuliskan soal Nagita Slavina yang
bakal jadi janda kembang.
"Begitu rajin minum susu calsium dan obat penurun
kolesterol(Statin,Lipitor) Maka...istrinya akan jadi Janda kembang,"
bebernya lagi.
Meski postingan itu sudah sangat lama, tapi netizen langsung menyerbu
kolom komentar milik dr Lois tersebut. Mereka memberikan keterangan yang
sangat beragam.
"Dokter cocok jadi menteri kesehatan sunda empire," komen akun hdyr****.
"Kau dokter apa tuhan ? Dokter g***** Napa gak kau aja yang jadi janda
kembang ! @dr_lois7," tutur akun imj****.
"Ihhhhhh org aneh di dgr," jelas akun keju***.
"Katanya org berpendidikan, tp kok begini sich cara penyampaiannya.
Seenak jidatnya ngomong," imbuh akun kenzo****.
"Dokter dulu belajar kedokterannya banyakan daring ya," ungkap akun
muh****.
Sang dokter sendiri saat ini sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus
dugaan hoax virus Corona. dr Lois terancam dipenjara minimal 10 tahun.
Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi
Djoerban memastikan kasus dr Lois juga sedang diproses di Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).
"Saya percaya cuitan-cuitan yang menyoroti absurditas Lois punya niat
baik. Saya amat paham, karena maksudnya untuk meluruskan informasi yang
berasal darinya," kata Prof Zubairi dalam Twitter miliknya.
"Tapi ketika isunya melenceng dan jadi trending, maka yang ikut meluas
juga adalah disinformasinya," sambung Prof Zubairi.
(*)